MENDALAMI PUISI
C. Menganalisis Unsur Pembangun Puisi
1. Menganalisis Diksi dalam Puisi
Dalam menulis puisi, penyair harus dengan cermat memilih kata-kata agar dapat mewakili makna yang hendak disampaikan serta dapat menimbulkan efek estetis (keindahan) yang diinginkan. Kata-kata yang dipilih penyair berdasarkan pertimbangan dari aspek makna, efek pengucapannya, serta dapat mewakili pikiran dan suasana hati penyair.
Adapun
diksi muncul karena adanya makna kias, lambang, dan persamaan bunyi atau ritma.
Berikut ini penjelasannya.
a) Makna Kias (konotatif)
Makna kias adalah makna yang mengandung pengandaian atau pengibaratan. Makna kias memiliki arti tidak sebenarnya atau makna konotatif.
Contoh
AKU
Karya: Chairil Anwar
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
.............................................
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
.............................................
Pada larik "binatang jalang dari kumpulannya terbuang" dapat diartikan sebagai orang yang selalu bersikap memberontak dan berada di luar organisasi formal. Penyair/penulis memilih kata "binatang jalang" untuk menggambarkan bahwa "aku" diartikan sebagai orang yang tidak bisa mengikuti aturan atau norma sosial yang berlaku. Dalam kehidupan nyata, orang-orang seperti ini menjadi orang terbuang, tidak diakui keberadaannya. Oleh karena itu, penulis atau penyair memilih kata "terbuang".
2. Lambang (simbol)
Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun kata yang menyatakan maksud tertentu. Misalnya, rantai dan padi kapas dalam gambar Garuda Pancasila, tunas kelapa sebagai lambang Pramuka. Lambang-lambang itu menyatakan arti tertentu yang bisa dipahami umum.
Dalam puisi, banyak digunakan lambang, yaitu penggantian suatu hal/benda dengan benda lain. Ada lambang yang bersifat lokal, kedaerahan, nasional, ada juga yang bersifat universal (berlaku untuk semua manusia). Misalnya, bendera adalah lambang identitas negara dan bersalaman adalah lambang persahabatan, pertemuan, atau perpisahan.
Contoh
Surat kepada Bunda tentang Calon Menantunya
Karya: W.S. Rendra
......................................
Burung dara jantan yang nakal
Yang sejak dulu kau piara
Kini terbang dan telah menemui jodohnya
Ia telah meninggalkan kandang yang kau buatkan
Dan tiada akan pulang
Buat selama-lamanya
......................................
Dalam puisi tersebut kata ‘kandang’ menjadi simbol rumah. Penyair memilih kata ‘kandang’ karena kandang merupakan simbol tempat tinggal bagi binatang piaraannya, dan di dalamnya tersedia kebutuhan pangan yang cukup bagi binatang piaraan tersebut. Sama seperti rumah orangtua yang menjadi tempat berlindung bagi anak-anak. Di dalam rumah tersebut anak-anak mendapatkan kasih sayang dan semua yang ia butuhkan.
3. Persamaan Bunyi atau Rima
Rima adalah pengulangan bunyi yang berselang, baik dalam larik sajak maupun pada akhir larik sajak. Rima merupakan salah satu unsur penting dalam puisi. Melalui rima inilah, keindahan suatu puisi tercipta. Rima tidak selalu berada di akhir baris dalam satu bait. Rima juga dapat ditemukan dalam satu baris.
Pemilihan kata di dalam sebuah baris puisi maupun dari satu baris ke baris lain mempertimbangkan kata-kata yang mempunyai persamaan bunyi yang harmonis. Perhatikan contoh berikut.
DOA
Karya: Chairil Anwar
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
..............................................
Tuhanku
Aku hilang remuk bentuk
Remuk
..............................................
Dalam puisi di atas, Chairil Anwar dengan cermat memilih kata-kata yang secara bunyi menghasilkan persamaan bunyi. Persamaan bunyi itu membuat puisi tersebut semakin indah ketika dibacakan.
Berdasarkan jenis-jenis rima, pertama dapat dilihat secara vertikal (persamaan bunyi pada akhir baris dalam satu bait).
a. Rima sejajar berpola : a-a-a-a
b. Rima kembar berpola : a-a-b-b
c. Rima berpeluk berpola : a-b-b-a
d. Rima bersilang berpola : a-b-a-b
e. Rima patah berpola : a-a-a-b/a-b-a-a/a-a-b-a
Kedua dapat dilihat secara horizontal (persamaan bunyi pada setiap kata dalam satu baris) atau biasa disebut dengan Rima datar, yaitu persamaan bunyi pada tiap-tiap larik sajak.
Berikut merupakan rima datar, yaitu sebagai berikut.
a. Aliterasi yaitu persamaan bunyi konsonan pada setiap kata dalam satu baris
b. Asonansi yaitu persamaan vokal pada akhir kata dalam satu baris.
2. Menjelaskan Imaji dalam Puisi
Pengimajian adalah kata atau susunan yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Terdapat hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian sehingga menjadi kata konkret, seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran, atau cita rasa.
Berikut jenis-jenis imaji dalam puisi
1. Imaji visual (pengimajian dengan menggunakan kata-kata yang menggambarkan seolah-olah objek yang dicitrakan dapat dilihat).
Contoh
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
- Rima sempurna, yaitu persamaan bunyi pada suku-suku kata terakhir.
- Rima tak sempurna, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir.
- Rima mutlak, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada dua kata atau lebih secara mutlak (suku kata sebunyi).
- Rima terbuka, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku akhir terbuka atau dengan vokal sama.
- Rima tertutup, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku kata tertutup (konsonan).
- Rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada bunyi awal kata pada baris yang sama atau baris yang berlainan.
- Rima asonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada asonansi vokal tengah kata.
- Rima disonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada hurufhuruf mati/konsonan.
D. Menulis Puisi
- Ulasan selalu ditujukan pada isi buku bukan pada pandangan sendiri sehingga dalam memberikan ulasan harus dibantu oleh kerangka isi buku.
- Berikanlah ulasan pada setiap bagian penting isi buku secara proporsional.
- Kemukakanlah ulasan minimal satu paragraf singkat pada setiap bagian buku (fiksi) atau setiap bab buku nonfiksi (buku pengayaan) yang dianggap menarik.
- Pada bagian akhir, sampaikanlah kesan kamu setelah membaca buku
- tersebut.
0 Comments
Tinggalkan Pesan