Produksi Video : Simulasi dan Komunikasi Digital

 PRODUKSI VIDEO


Proses Produksi adalah suatu proses kreatif yang melibatkan penggunaan peralatan dan koordinasi sekelompok individu yang mempunyai kepekaan estetis dan kemampuan teknis mengkomunikasikan pikiran dan perasaan.

Produksi dimulai dari merekam video dengan berdasarkan dan konsep yang sudah dirancang. Kemudian proses rekaman baik visual maupun audio dilakukan, dan seluruh pendukung bekerjasama dalam proses produksi. Pada proses produksi harus menyiapkan

Alat Perekam Gambar (Camcorder).

  • Kamerawan memerlukan sejumlah peralatan standar untuk dapat merekam gambar dengan baik, di antaranya.
  • Kamera (camcorder) untuk merekam gambar dan suara, contoh: kamera profesional, handycam.
  • Tripod, agar kamera tidak bergoyang.
  • Lampu kamera untuk menambah cahaya, dalam kondisi kurang cahaya.
  • Mikrofon untuk merekam suara ketika melakukan pengambilan gambar.

Tahap pelaksanaan produksi yang sesungguhnya mencakupi seluruh proses pembuatan video, selengkapnya sebagai berikut.

PENGENALAN WHITE BALANCES 

Untuk menyesuaikan tingkat kepekaan kamera terhadap intensitas cahaya, kamera perlu dipersiapkan dengan pengaturan white balances. Semua sumber cahaya memiliki temperatur warna tertentu. Suhu warna mempengaruhi warna apa yang akan terlihat di video. Maka sumber cahaya yang berbeda, seperti sinar matahari, lampu neon (Fluorescent), dan cahaya dari lampu pijar semua muncul warna yang berbeda pada kamera, karena mereka semua memiliki temperatur warna yang berbeda.

Sinar matahari siang (Daylight) umumnya kebiruan. Lampu neon terutama yang lebih besar watt nya cenderung kehijauan, api dan lilin keduanya sangat merah. Untuk mata manusia normal, warna tersebut tidak akan terlihat seperti itu, karena mata kita otomatis menyesuaikan terangnya cahaya atau langsung dapat membedakan putih, sehingga sebagian cahaya tampak putih untuk mata kita. Namun pada kamera video cahaya akan dilihat langsung tanpa dapat membedakan warna putih yang ada. Jadi kita harus selalu memastikan bahwa kami memberitahu kamera mana cahaya/warna putih di setiap adegan, dan proses ini disebut penyeimbangan putih (White Balance).

Fungsi White Balance pada kamera mengkompensasi variasi suhu warna dengan membuat cahaya berwarna dominan muncul sebagai cahaya putih yang normal terlepas dari warna sebenarnya. Ketika kamera belum melakukan white balance, adegan yang menggunakan penerangan matahari terlihat sangat biru atau adegan dalam ruangan yang yang menggunakan cahaya lampu akan menghasilkan warna dominan oranye. Suhu warna, seperti suhu udara, diukur dalam derajat. Namun, alih-alih derajat Fahrenheit atau Celcius, suhu warna diukur dalam derajat Kelvin. Perhatikan gambar berikut ini.

Penerangan dalam ruangan idealnya menggunakan lampu 3.200 K, tetapi dapat menjadi spektrum warna yang luas, sedangkan untuk membuat suasana penyinaran dari matahari pada saat siang hari memerlukan lampu dengan minimal 5.600 K. Tetapi. Harap diingat bahwa beda ruangan dan beda lokasi mempunyai kebutuhan untuk spektrum warna dalam pengambilan gambar sesuai dengan kebutuhan artistik.

White balance merupakan fitur penting yang memungkinkan kamera untuk menyesuaikan diri dengan kondisi warna yang tepat untuk tiap situasi. Kebanyakan kamera saat ini memiliki built-in white balance yang cukup handal untuk ditetapkan pada situasi siang hari dan dalam ruangan. Fungsi-fungsi dalam kamera ditandai dengan simbol bola lampu kecil untuk white balance seting cahaya dalam ruangan di 3200K atau simbol matahari untuk white balance setting siang hari di 5600K, Auto White Balance memiliki simbol ATW atau Auto WB.



Auto white balance atau reset seting pabrik dapat digunakan untuk kepraktisan, tetapi jika ingin hasil terbaik, perlu belajar menggunakan white balance secara manual. Jadi, pertanyaan sesungguhnya adalah kapan kita menggunakan white balance? Pada dasarnya kita memerlukan penyetingan white balance tiap perubahan kondisi pencahayaan, seperti bergerak dari dalam ruangan ke luar atau sebaliknya.

Contoh perubahan kondisi pencahayaan dapat berupa setting lokasi dengan posisi matahari yang lebih rendah daripada saat terakhir mulai mengambil gambar atau penambahan lampu pada saat pengambilan gambar, Atau kondisi yang terburuk bila warna pada kamera tidak sesuai dengan warna asli yang sebenarnya, pada kondisi ini kamera harus di setting ulang white balance nya untuk memastikan hasil pencahayaan yang baik, jangan ragu untuk mengulang penyetingan white balance berulang kali.

Untuk penyetingan white balance, kita harus menempatkan kamera dalam seting manual white balance. Pada  umumnya, posisi tombol white balance berada di posisi kiri bawah dengan ikon WB, pada banyak kamera umumnya memiliki A, B dan Preset untuk white balance, A dan B umumnya adalah simpanan dari setingan manual dan Preset adalah setingan Auto White Balance, dengan seting ini maka kamera dapat mengambil gambar sesuai dengan seting tempat yang akan digunakan.

PENGATURAN WHITE BALANCE

Berikut ini adalah langkah dalam pengaturan White Ballance.

  1. Seting kamera pada white balance manual, gunakan objek putih untuk menentukan white balance nya, objek putih dapat berupa kertas putih, papan putih atau bahkan baju warna putih.
  2. Posisikan objek putih di posisi actor atau focus dari kamera yang akan di ambil gambarnya.
  3. Posisikan focus kamera ke objek putih secara keseluruhan, pastikan keseluruhan layar kamera menangkap objek putih (zoom).
  4. Pastikan posisi exposure sudah baik, jangan over exposure atau under exposure, gunakan exposure manual karena di beberapa kamera bila menggunakan auto exposure maka white balance juga akan masuk system auto (maksudnya kalau auto exposure maka white balance juga auto).
  5. Tekan tombol white balance, tunggu beberapa saat hingga ikon white balance berhenti berkedip, setelah ikon berhenti berkedip maka kamera sudah mendapatkan pengaturan white balance.

Harap diingat, jika menggunakan atau berekperimen dengan filter warna atau gell warna untuk lampu,   setting white balance harus dilakukan sebelum filter atau gell di pasang di lampu. Jangan  ragu untuk melakukan pengaturan white balance  bila terjadi perubahan cahaya yang mencolok atau merasa warna yang diterima kamera tidak sesuai dengan aslinya.

White balance idealnya dilakuan jika fokus dari objek tetap di tempat dan mendapatkan pencahayaan yang konstan atau objek dengan focus statis, tetapi bila pengambilan gambar dilakukan dengan dinamis atau berpindah pindah, seperti pengambilan dari dalam ruangan ke luar ruangan atau sebaliknya, contohnya mengikuti jalannya objek dari dalam ruangan ke luar ruang dan bergerak lagi ketempat yang mempunyai intensitas cahaya yang lebih redup, maka dalam kondisi ini kamera mendapatkan sebuah sumber cahaya lampu bohlam, sinar matahari penuh, dan sinar matahari redup (terhalau/tidak langsung), dalam kondisi ini gunakan auto white balance sehingga kamera secara automatis mengatur intens cahaya dan kameraman hanya berfokus pada pengambilan gambar yang baik. Perlu diingat, menggunakan white balance secara manual atau auto pastikan kamera menunjukkan adegan dan objek mempunyai warna seperti yang terlihat mata telanjang.



Referensi
Bahan Ajar Simulasi dan Komunikasi Didital Bagian 2 SMK/MAK Revisi 2017 Direktorat Pembina SMK. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI

Post a Comment

0 Comments