KAIDAH KEBAHASAAN TEKS EKSPOSISI
Dalam sebuah teks pastilah memiliki kaidah kebahasaan tersendiri begitu juga teks eksposisi, Teks tersebut ataupun teks eksposisi lainnya memiliki kaidah-kaidah kebahasaan sebagai berikut.
1. Menggunakan kata-kata
teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan masalah
utama (topik) yang
dibahasnya. Istilah adalah kata atau
frasa (kombinasi kata-kata) yang digunakan sebagai nama atau simbol dan yang
dengan hati-hati mengekspresikan makna suatu konsep, proses, kondisi atau
karakteristik yang unik dalam bidang tertentu, seperti sains, teknologi, seni
dan sebagainya.
Jika topik tentang
kebahasaan, maka istilah-istilah yang muncul dalam teks tersebut adalah ragam
bahasa, ragam baku, kaidah bahasa, berbahasa Indonesia yang baik dan benar,
makna (kata), bahasa asing, bahasa gaul.
2. Menggunakan kata-kata
yang menunjukkan hubungan penyebaban untuk menyatakan sesuatu yang argumentatif
(hubungan kausalitas). Misalnya, jika, maka, sebab, disebabkan, karena, dengan
demikian, akibatnya, oleh karena itu.
contoh:
- Saya melihat ketidakberesan mereka berbahasa, antara lain, disebabkan oleh kekurangwibawaan bahasa Indonesia itu sendiri di mata mereka.
- Politik antidumping Indonesia sangat lemah akibatnya kinerja impor meningkat dan kinerja ekspor menurun.
3. Menggunakan kata-kata yang
menyatakan hubungan temporal (sebelum itu, kemudian, pada akhirnya, sebaliknya)
ataupun perbandingan/pertentangan (sementara itu, sedangkan berbeda halnya,
namun). Kata-kata itu digunakan untuk menyampaikan urutan argumentasi/fakta
ataupun peno|akanlpenentangan terhadap argumen lainnya.
Contoh:
- Ia kemudian nyeletuk, ”Gua apa: Gua Selarong atau Gua Jepang?" 2) Namun, tidak demikian dengan acara-acara televisi dan radio.
- Sementara itu, Portugal hanya memerlukan sembilan puluh orang buruh untuk satu unit pakaian dan delapan puluh orang buruh untuk satu unit anggur.
4. Menggunakan kata-kata
kerja mental (mental verb), yakni kata kerja yang menyatakan kegiatan abstrak,
sebagai bentuk aktivitas pikiran. Kata-kata yang dimaksud, misalnya, memperhatikan,
menggambarkan, mengetahui, memahami, berkeyakinan, berpikir. Kata-kata lainnya
adalah memprihatinkan, memperkirakan, mengagumi, menduga, berpendapat,
berasumsi, dan menyimpulkan. Kata-kata tersebut digunakan dalam
pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan pendapat penulis terkait dengan
masalah yang dibahasnya.
Contoh:
- Tak menyangka, salah seorang siswa di samping saya juga memperhatikan percakapan mereka.
- Peristiwa tersebut menggambarkan bahwa ada dua kelompok siswa yang memiliki sikap berbahasa yang berbeda di sekolah tersebut.
- Proses tersebut melibatkan emosi, penalaran, dan keterampilan secara serempak dalam suatu komunikasi edukatif.
- d.
Prasangka baik saya, bukannya mereka tidak
memahami akan perlunya ketertiban berbahasa di lingkungan sekolah.
5. Menggunakan kata-kata perujukan, seperti menurut, berdasarkan..., merujuk....
Contoh:
- Menurut beberapa penelitian, kesantunan juga melekat dengan kepribadian suatu bangsa ataupun kelompok masyarakat.
- Dengan merujuk pada fenomena tersebut, tampaknya terdapat penurunan standar moral, agama, dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat itu.
6. Menggunakan kata-kata
persuasif, seperti hendaklah, sebaiknya, diharapkan, perlu, harus, seharusnya.
Contoh:
- Para siswa justru harus menunjukkan kelas tersendiri dalam hal berbahasa.
- Dengan makna tersebut, kata gua seharusnya ditujukan untuk penyebutan nama tempat, seperti Gua Selarong, Gua Jepang, Gua Pemijahan, dan seterusnya; dan bukangganti orang (persona).
- Penerepan perdagangan bebas masih perlu kita pertimbangkan dan Indonesia harus lebih berhati-hati.
0 Comments
Tinggalkan Pesan