Mengkritisi Anekdot dari Makna Tersirat

Mengkritisi Anekdot dari Makna Tersirat


Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali mendengar atau membaca cerita lucu. Cerita lucu tersebut bisa jadi hanya merupakan cerita rekaan, tetapi banyak juga yang didasarkan atas kejadian nyata. Ada cerita lucu yang dibuat benar-benar untuk tujuan menghibur, tetapi ada juga yang digunakan untuk tujuan lainnya.

Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat adalah anekdot. Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang kasar dan menyakiti. Anekdot merupakan cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot mengangkat cerita tentang orang penting (tokoh masyarakat) atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

Kejadian nyata ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan. Seringkali, pelaku cerita, tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga anekdot yang tidak berasal dari kejadian nyata.

1.   Mendata Pokok-Pokok Isi Anekdot

Teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Tetapi, ada makna yang tersirat yang terkandung dalam teks tersebut.

Makna teks anekdot membawa fungsi sosial yang bertujuan mengkritik atau menyindir. Kritik dan sindiran tersebut diperoleh dari realita sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Hal tersebut disampaikan melalui lelucon sehingga tidak terkesan menghakimi atau menyudutkan pihak tertentu sehingga dapat disimpulkan terdapat beberapa ciri-ciri teks anekdot.

Cerita dikemas dalam bentuk lelucon, berisi kritik atau sindiran, melibatkan tokoh-tokoh yang dikenal oleh masyarakat. Berbentuk narasi singkat yang mengandung tokoh, alur, dan latar.(tim edukatif erlangga) Anekdot dapat juga diungakapkan dalam bentuk gambar  atau ilustrasi, biasanya dapat kita temukan di media cetak berupa komik atau di media elektronik berupa meme.

Dalam mendata pokok-pokok isi anekdot yang didengar, lakukanlah hal-hal berikut:

1. Berkonsentrasilah pada yang akan didengarkan agar dapat mencatat pokok-pokok yang menjadi permasalahan.

2.  Selama mendengarkan anekdot, jangan melakukan aktivitas lain seperti berbicara dengan temanmu atau menulis catatan.

3.  Tutuplah bukumu dan dengarkanlah/baca contoh teks anekdot berikut dengan seksama

2.   Mengidentifikasi penyebab keluacuan anekdot

Mengonstruksi berasal dari kata dasar konstruksi yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) salah satunya bermakna susunan.  Maka apabila sama-sama mendapat awalan meng- maka menjadi menyusun.

Dalam menyusun atau mengonstruksi kita harus menentukan topik, sasaran, dan unsur kelucuan dalam anekdot serta menyimpulkan makna dan pesan tersirat di dalamnya. Makna tersirat dianalisis dan diuraikan berdasarkan fakta-fakta yang berhubungan dengan topik yang terdapat dalam teks anekdot. Makna tersebut dihubungkan dengan nilai-nilai kehidupan sehingga pembaca dapat mendalami dan merenungkan isi teks anekdot tersebut.


Referensi
Bahasa Indonesia : Buku siswa kelas 10/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.

Indri Anatya Permatasari, M.Pd. : Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia.. Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN, 2020.

Kosasih, E. 2014. Jenis - Jenis Teks. Bandung : Yrama Widya.

Post a Comment

0 Comments